Pneumonia
menyebabkan kematian terbesar pada anak. Kurang lebih 23% pneumonia yang serius
pada anak disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Sedangkan
penyebab lainnya adalah Pneumococcus, Staphilococcus, Streptococcus, Virus
dan Jamur. Hib dan Streptococcus pneumonia juga menyebabkan meningitis
yang dapat menimbulkan kematian dan kecacatan pada anak. Meningitis adalah
radang pada selaput otak dan korda spinalis (bagian dari sistem saraf pusat)
dengan gejala: demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran dan kejang. Meningitis
dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Meningitis akibat bakteri
umumnya sangat parah dan dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
Berdasarkan laporan CDC tahun 2000, Hib dapat menyebabkan antara lain
meningitis (50%), epiglotitis (17%), pneumonia (15%), arthritis (8%), selulitis
(6%), osteomyelitis (2%) dan bakteriemia (2%).
Berdasarkan kajian dari Regional
Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan Komite Ahli
Penasihat Imunisasi Nasional/Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI) pada tahun 2010, merekomendasikan agar vaksin Hib
diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan
meningitis.
Haemophilus Influenzae
tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif. Hib terbagi atas jenis yang
berkapsul dan tidak berkapsul. Tipe yang tidak berkapsul umumnya tidak ganas
dan hanya menyebabkan infeksi ringan misalnya faringitis atau otitis media.
Tipe yang berkapsul merupakan yang paling ganas dan salah satu penyebab yang
paling sering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan anak kurang dari 5
tahun. Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8
bulan.
Infeksi Hib sering menyebabkan penyakit infeksi serius dan fatal
seperti meningitis (radang selaput otak) dengan gejala demam, kaku kuduk,
penurunan kesadaran, kejang dan kematian dan juga menyebabkan pneumonia.
Sebelum era vaksinasi Hib, penyakit akibat Hib pada balita secara global
(Estimasi WHO) menyebabkan 3 juta anak menderita penyakit serius per tahun
dengan kematian ≥ 400,000 sehingga menjadi penyebab kematian nomor satu.
Hib hanya ditemukan pada
manusia. Penyebaran terjadi melalui percikan ludah (droplet) dari
individu yang sakit kepada orang lain ketika batuk atau bersin. Sebagian besar
orang yang mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi pembawa kuman
karena Hib menetap di tenggorokan (kolonisasi). Prevalensi karier yang lebih
dari 3 % menunjukkan angka yang cukup tinggi. Penelitian di Pulau Lombok
menunjukkan prevalensi carrier rate yang cukup tinggi yaitu sebesar
4,6%. Bila prevalensi pembawa kuman cukup banyak, kemungkinan kejadian
meningitis dan pneumonia akibat Hib biasanya juga tinggi.
Upaya penanggulangan infeksi Hib yang dianggap efektif adalah
dengan imunisasi Hib. Dalam suatu penelitian di Pulau Lombok 1998 – 2002
menunjukkan bahwa Imunisasi Hib dapat mencegah sebagian besar dari semua
meningitis klinis dan mencegah salah satu penyebab pnemonia
Pemberian imunisasi
DTP-HB-Hib merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak
tiga dosis. Vaksin DTP-HB-Hib merupakan pengganti vaksin DPT-HB, sehingga
memiliki jadwal yang sama dengan DPT-HB.
Jadwal pemberian imunisasi dasar
sebagai berikut:
Umur
|
Jenis
|
0 bulan
|
Hepatitis B 0
|
1 bulan
|
BCG, Polio 1
|
2 bulan
|
DTP-HB-Hib 1, Polio 2
|
3 bulan
|
DTP-HB-Hib 2, Polio 3
|
4 bulan
|
DTP-HB-Hib 3, Polio 4
|
9 bulan
|
Campak
|
Pada tahap awal DTP-HB-Hib hanya diberikan
pada bayi yang belum pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah
mendapatkan imunisasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan
pemberian imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga.
Untuk mempertahankan tingkat
kekebalan dibutuhkan imunisasi lanjutan kepada anak Batita sebanyak satu
dosis, dengan jadwal sebagai berikut:
Umur
|
Jenis
Imunisasi
|
Interval
minimum setelah imunisasi dasar (bisa dibuat sebagai footnote)
|
1,5 tahun
(18 bulan)
|
DPT-HB-Hib
|
12 bulan
dari
DPT-HB-Hib 3
|
2 tahun
(24 bulan)
|
Campak
|
6 bulan dari
campak dosis pertama
|
Pada Hari Rabu – Kamis, 26 – 27 Maret
2013 di Hotel Queen City Banjarmasin dilaksanakan pertemuan Sosialisasi
Introduksi Vaksin Baru Bagi LP/LS, PKK dan Organisasi Masyarakat Tingkat Prov.
Kalsel Tahun 2014, peserta dari Kabupaten Tapin adalah perwakilan dari Bidang
P2PL Dinkes Kab. Tapin, Bidang Kesga Dinkes Kab. Tapin, dari PKK dan dari Aisyiyah
Kab. Tapin.
Pertemuan tersebut mempunyai
materi inti yaitu memperkenalkan vaksin baru yaitu DPT-HB-Hib atau disebut juga
dengan Pentavalen atau Pentabio yang akan masuk dalam program pengembangan imunisasi
(PPI) yang nantinya akan segera dipergunakan bagi masyarakat secara luas pada
pertengahan tahun 2014 ini di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk di Kabupaten
Tapin.