Sabtu, 26 April 2014




Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada anak. Kurang lebih 23% pneumonia yang serius pada anak disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Sedangkan penyebab lainnya adalah Pneumococcus, Staphilococcus, Streptococcus, Virus dan Jamur. Hib dan Streptococcus pneumonia juga menyebabkan meningitis yang dapat menimbulkan kematian dan kecacatan pada anak. Meningitis adalah radang pada selaput otak dan korda spinalis (bagian dari sistem saraf pusat) dengan gejala: demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran dan kejang. Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Meningitis akibat bakteri umumnya sangat parah dan dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Berdasarkan laporan CDC tahun 2000, Hib dapat menyebabkan antara lain meningitis (50%), epiglotitis (17%), pneumonia (15%), arthritis (8%), selulitis (6%), osteomyelitis (2%) dan bakteriemia (2%).

Berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan Komite Ahli Penasihat Imunisasi Nasional/Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) pada tahun 2010, merekomendasikan agar vaksin Hib diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis.

Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif. Hib terbagi atas jenis yang berkapsul dan tidak berkapsul. Tipe yang tidak berkapsul umumnya tidak ganas dan hanya menyebabkan infeksi ringan misalnya faringitis atau otitis media. Tipe yang berkapsul merupakan yang paling ganas dan salah satu penyebab yang paling sering dari kesakitan dan kematian pada bayi dan anak kurang dari 5 tahun. Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan.
Infeksi Hib sering menyebabkan penyakit infeksi serius dan fatal seperti meningitis (radang selaput otak) dengan gejala demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran, kejang dan kematian dan juga menyebabkan pneumonia. Sebelum era vaksinasi Hib, penyakit akibat Hib pada balita secara global (Estimasi WHO) menyebabkan 3 juta anak menderita penyakit serius per tahun dengan kematian ≥ 400,000 sehingga menjadi penyebab kematian nomor satu.
Hib hanya ditemukan pada manusia. Penyebaran terjadi melalui percikan ludah (droplet) dari individu yang sakit kepada orang lain ketika batuk atau bersin. Sebagian besar orang yang mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi pembawa kuman karena Hib menetap di tenggorokan (kolonisasi). Prevalensi karier yang lebih dari 3 % menunjukkan angka yang cukup tinggi. Penelitian di Pulau Lombok menunjukkan prevalensi carrier rate yang cukup tinggi yaitu sebesar 4,6%. Bila prevalensi pembawa kuman cukup banyak, kemungkinan kejadian meningitis dan pneumonia akibat Hib biasanya juga tinggi.
Upaya penanggulangan infeksi Hib yang dianggap efektif adalah dengan imunisasi Hib. Dalam suatu penelitian di Pulau Lombok 1998 – 2002 menunjukkan bahwa Imunisasi Hib dapat mencegah sebagian besar dari semua meningitis klinis dan mencegah salah satu penyebab pnemonia

Pemberian imunisasi DTP-HB-Hib merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak tiga dosis. Vaksin DTP-HB-Hib merupakan pengganti vaksin DPT-HB, sehingga memiliki jadwal yang sama dengan DPT-HB.
Jadwal pemberian imunisasi dasar sebagai berikut: 
Umur
Jenis
0 bulan
Hepatitis B 0
1 bulan
BCG, Polio 1
2 bulan
DTP-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan
DTP-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan
DTP-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan
Campak

Pada tahap awal DTP-HB-Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga.
Untuk mempertahankan tingkat kekebalan dibutuhkan imunisasi lanjutan kepada anak Batita sebanyak satu dosis, dengan jadwal sebagai berikut:  
Umur
Jenis Imunisasi
Interval minimum setelah imunisasi dasar (bisa dibuat sebagai footnote)
1,5 tahun
(18 bulan)
DPT-HB-Hib
12 bulan dari
DPT-HB-Hib 3
2 tahun
(24 bulan)
Campak
6 bulan dari campak dosis pertama



Pada Hari Rabu – Kamis, 26 – 27 Maret 2013 di Hotel Queen City Banjarmasin dilaksanakan pertemuan Sosialisasi Introduksi Vaksin Baru Bagi LP/LS, PKK dan Organisasi Masyarakat Tingkat Prov. Kalsel Tahun 2014, peserta dari Kabupaten Tapin adalah perwakilan dari Bidang P2PL Dinkes Kab. Tapin, Bidang Kesga Dinkes Kab. Tapin, dari PKK dan dari Aisyiyah Kab. Tapin.
Pertemuan tersebut mempunyai materi inti yaitu memperkenalkan vaksin baru yaitu DPT-HB-Hib atau disebut juga dengan Pentavalen atau Pentabio yang akan masuk dalam program pengembangan imunisasi (PPI) yang nantinya akan segera dipergunakan bagi masyarakat secara luas pada pertengahan tahun 2014 ini di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk di Kabupaten Tapin.